Mari kita duduk di tepi senja ini
Biar dadamu tak membusung dulu
Biar langkahmu tak menghentak laju
Mari, mari mendekatlah
Kau lihat luka di kampungmu?
Kau dengar gelak tawa dan litani tak bertepi?
Kau terkejut Ibumu dimangsa jahanam?
Kau dapati butir-butir tanah itu berselimutkan darah?
Kau masih mau bergumam, "Ah nanti ada yang urus"
Kau hanya tersenyum dan bilang pada Tuhan,"Sembuhkan tanahku, ya Tuhan"
Pulanglah, Dinda
Pulanglah menenun luka kampung kita
Biar hinggi dan lawu kita sematkan di dada Ibu
Pulanglah, Dinda
Pulanglah dengan peluhmu berbau harum
Kau basuh wajah Ibumu yang terhimpit riuh burung nasar
Pulanglah, Dinda
Pulanglah ke surgamu
Ke dada Ibumu
Untuk adinda mahasiswa Sumba di Yogyakarta yang hatinya selalu merindu Sumba.
Terima kasih untuk semangat tak berbatas dalam SImposium Sumba
Yogyakarta, 27-28 Oktober 2018
2 komentar:
Wooow....luar biasa puisinya bagus banget.
Hi Bang Dus,
Trima kasih banyak. Kapan pulang? :-)
Posting Komentar