Dia membunuh damai yang subur bertunas
Jangan kau kira kertas dan undang-undangmu bisa kau jejal
ke mulut kami agar bungkam
Jangan kau kira senapan yang kau kokang akan membekap
geliat hati kami
Jangan kau rasa celotehanmu menciutkan nyala di ubun-ubun kami
Kami bosan kalah!
Tunggu kami, Tuan!
Tambolaka, 22 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar