Kamis, 06 Agustus 2020

Mgr. Edmund Woga, CSsR.


Saya ingat bertahun-tahun silam di Yogyakarta, saat itu beliau adalah Pastor Moderator untuk Keluarga Mahasiswa Katolik Sumba (KMKS).
Jika Natal atau Paskah, kami akan berkunjung ke Wisma Sang Penebus Nandan untuk mengucapkan selamat kepada keluarga Redemptoris di sana. Juga terkandung maksud, kami bisa makan siang di sana dan ini artinya hemat untuk anak kost.
Waktu Natal saya tidak ingat persis tahun berapa, saat itu cukup banyak umat Nandan dan mahasiswa Sumba bersilaturahmi ke Wisma Sang Penebus. Ada 6 atau 7 mahasiswa Sumba duduk dekat Pater Edmund. Beliau bertanya, "Kamu bisa bahasa Jerman?" Kami semua menggelengkan kepala. "Kami punya anggota komunitas di sini ada yang paham Bahasa Jerman." Pater Edmund memanggil sebuah nama, kalau tidak salah Betty. Datanglah seekor anjing, Pater Edmund berbicara dalam bahasa Jerman pada Betty, Betty langsung duduk. Kemudian Pater Edmund bicara lagi, Betty bangun. Pater Edmund sambung 1 kalimat lagi, Betty menoleh sambil jalan melewati kami.
Kami semua tertawa. Dalam hati saya berjanji akan kembali ke Wisma Sang Penebus dan bercakap Bahasa Jerman dengan Pater Edmund.
Saat itu kami mengelola Majalah Warta, KMKS Yogyakarta. Untuk biaya penerbitannya, selain mencari iklan, harapan yang paling besar adalah dana dari Pastor Moderator. Dan kami tahu pasti, bahwa jika membawa proposal ke Pastor Moderator untuk kegiatan KMKS seperti Natal, Paskah, Diskusi Buku dll, kami mesti menyampaikan apa yang sudah dilakukan, sudah ada dana berapa, mengapa usaha dana macet dan sebagainya.
Waktu itu saya yang bertugas menemui Pastor Moderator. Sekitar 2 bulan setelah peristiwa percakapan dengan Betty. Setelah menyampaikan maksud kedatangan kami, Pater Edmund bertanya "Martha, Martha, Martha engkau sudah bisa Bahasa Jerman?"
Saya langsung sambar pertanyaan itu. "Bisa Pater".
"Coba."
"Ich habe kein geld, Pater". Hanya itu yang saya pelajari selama 2 bulan.. Dan itulah inti kedatangan kami "Saya tidak punya uang, Pater". Pater Edmund tersenyum sambil geleng kepala.
Kami tahu itu signal positif untuk Warta. Kami pulang dengan hati suka cita dan kabar baik untuk crew Warta.
Sehat terus Bp Uskup Weetabula!



Waingapu, 27 Pebruari 2019

Gambar mungkin berisi: Emanuel Dapa Loka dan Martha Hebi, orang tersenyum












Tidak ada komentar: